SEMARANG, Jateng – Anggota Sattahti Polres Sragen Polda Jateng, Aiptu Supardi diusulkan sebagai kandidat penerima Hoegeng Awards 2023.
Sejumlah unsur masyarakat mengajukan Aiptu Supardi lantaran sikap ringan tangannya kepada para warga sekitar.
Unsur masyarakat baik dari ketua RT hingga senator sepakat mengajukan pria itu untuk menerima penghargaan tahunan bagi polisi baik dan inspiratif.
Ketua RT Desa Guworejo, Karangmalang, Sragen, Jawa Tengah, Yudha menuturkan, berinisiatif mengusulkan Supardi sebagai penerima Hoegeng Award tak lepas dari sifatnya yang memiliki jiwa sosial tinggi.
Hal itu dapat dilihat saat ada warga yang meninggal dunia, sesuai adat di Sragen sewaktu ada orang yang meninggal dunia maka kuburnya harus langsung di beton semen atau dikeramik.
“Beliau punya toko bangunan jadi untuk bahan bangunan pada saat mau mengubur, nanti langsung saja ke toko minta gratis,” bebernya
Yudha juga menyebut bahwa bahan bangunan tersebut bahkan diantarkan ke pemakaman.
Bahan bangunan yang di antar beragam, mulai dari semen, batu bata, pasir, dan lain-lain sesuai kebutuhan.
“Sudah lama sekali beliau punya program itu. Setiap saya hubungi ke sana karena ada yang meninggal, alhamdulillah langsung dikirim,” bebernya.
Tak hanya membantu warga yang meninggal, Aiptu Supardi juga disebut kerap turut menyumbang bahan bangunan dari tokonya untuk perbaikan infrastruktur seperti pembangunan jalan dan pos kamling.
“Semuanya gratis, dan dia juga berani iuran paling besar. Dia ikut berperan dan berpartisipasi dalam kegiatan di RT-nya,” ungkap Yudha.
Terpisah, Wakil Ketua Komisi C DPRD Jateng, Sriyanto Saputro, turut mengusulkan nama Aiptu Supardi sebagai penerima Hoegeng Awards 2023.
Sriyanto mulai mengenal Aiptu Supardi sejak tahun 2022 saat dia berkeliling di dapilnya.
Ia turut kagum dengan kebaikan yang dilakukan Aiptu Supardi, karena menurutnya dilakukan tanpa pamrih.
“Uniknya nggak punya kepentingan apapun, makanya disegani karena kebaikannya,” kata Sriyanto saat dihubungi.
Menurut Supardi, awal aksinya memberi bantuan bahan bangunan untuk pemakaman warga itu dilakukan saat dia merintis membuka usaha toko material bersama istrinya pada tahun 2015.
Dulu ada warga yang minta dibantu material bangunan untuk mengecor makam milik keluarganya, kemudian dibantu secara gratis.
“Kemudian kabar itu menyebar sehingga banyak warga yang turut meminta bantuan,” katanya seperti keterangan tertulis yang diterima Tribun, Kamis (23/2/2023).
Meski dilakukan secara ikhlas, Supardi mengungkapkan bahwa masa yang paling berat dirasakannya adalah pada merebaknya pandemi Covid-19 di tahun 2020 hingga 2022.
Pada masa covid, jumlah warga yang meninggal hingga 8-10 orang per hari.
Ia sempat kesulitan tapi tetap berupaya membantu warga.
Terlebih ada material bangunan yang sulit dicari waktu itu, yaitu batu bata.
“Kebetulan toko saya tidak ada batu bata ketika itu tapi tetap diusahakan,” tandas ayah dari 4 orang anak itu.
Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com
Ikuti berita terkini di Google News, klik di sini.